Selasa, 04 Juni 2013

Analisis Pengaruh Luas Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

ABSTRAKSI
FAIZAH.22209444
Analisis Pengaruh Luas Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
PI. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012
Kata Kunci : Pengungkapan laporan keuangan, leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, umur perusahaan, ukuran perusahaan.
(x + 46 + lampiran)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, current asset ratio, return on asset dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan 30 perusahaan jasa yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple-linear regression analysis dan uji asumsi klasik.
Yang merupakan variabel independen adalah leverage (debt to equity), likuiditas (current asset ratio), profitabilitas (ROA) dan (ROE) yang diduga berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel leverage, likuiditas, profitabilitas porsi saham publik, umur perusahaan dan ukuran perusahaan secara simultan maupun parsial tidak signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

PENDAHULUAN
Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia usaha. Untuk dapat bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya, sehingga akan lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin berubah. 
          Memasuki era globalisasi, informasi keuangan perusahaan yang berkualitas, yang disajikan tepat waktu akan memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan yaitu pihak intern dan ekstern perusahaan. Pihak ekstern perusahaan antara lain terdiri atas investor, kreditur, pemerintah, serikat pekerja dan masyarakat tertentu. Dalam hubungannya dengan penyajian informasi keuangan untuk pihak ekstern perusahaan, profesi akuntansi mengatur cara-cara penyajian informasi keuangan suatu perusahaan dan memberi jasa audit untuk menentukan kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.
            Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Dari laporan keuangan dapat diperoleh informasi tentang kinerja (performance), aliran kas perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi keuangan.
            Kualitas informasi itu sendiri sangat dipengaruhi oleh akurasi dan kelengkapan yang antara lain informasi tersebut harus bersifat transparan dalam mengungkapkan fakta, sehingga konsumen informasi keuangan dapat memahami dan menggunakannya untuk membuat keputusan yang lengkap. Agar dapat dipahami oleh konsumen, laporan keuangan sebagai informasi keuangan suatu perusahaan harus dilengkapi dengan pengungkapan yang memadai.
                Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan jendela informasi bagi pihak-pihak diluar manajemen perusahaan. Kelengkapan informasi yang diperoleh tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang bersangkutan.

TINJAUAN PUSTAKA
Weygandt dan Kieso (2005) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut : “Laporan keuangan merupakan sarana utama dimana informasi keuangan dikomunikasikan dengan pihak luar perusahaan, laporan ini memberikan sejarah kuantitatif perusahaan dalam satuan uang” Pengertian laporan keuangan menurut pendapat Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004 : 2002) :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Tujuan utama laporan keuangan menurut Warren, Reeve, Fess (2005 : 4) “Untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan didalam pengambilan keputusan ekonomi.”
Pengungkapan terhadap laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan dalam pencapaian efisiensi dan sarana dalam akuntabilitas publik. Kata pengungkapan (disclosure) berarti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Informasi yang diungkap dalam laporan keuangan harus jelas, berguna dan tidak membingungkan pemakai laporan karena para pemakai ini berkaitan dengan pengambilan keputusan ekonomi.
Pengungkapan secara sederhana dapat diklasifikasikan sebagai penyampaian informasi (the release of information) (Hadi dan Sabeni, 2002). Berkaitan dengan hal tersebut, laporan keuangan merupakan mekanisme yang sangat penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan investor, kreditur dan pengguna informasi lainnya sejauh mana informasi dapat diperoleh, akan sangat tergantung pada sejauh mana tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Definisi operasional dan pengukuran variabel dependennya yaitu :
1.Laverage
Laverage menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang kepada pihak di luar perusahaan. Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio (DER) yang diukur dengan membagi total hutang dengan ekuitas. Skala pengukuran variabel laverage adalah skala ratio. (Simanjutak dan Widiatuti,2004).
Debt to Equity Ratio     =    Total Debt    
                      Total Equity

2.Current Asset Ratio
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Asset Ratio     =    Aktiva Lancar  
                       Hutang Lancar

3.Return On Asset


Return on assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dan penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA   =   Laba Bersih x 100 %                                                
Total aktiva


4.Return On Equity
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity    =     Laba Setelah Pajak      
                                   Ekuitas Pemegang Saham

METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun pemilihan samplingnya didasarkan pada purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sample yang reprensentatif sesuai kriteria yang ditetapkan pada penelitian ini, dimana kriterianya adalah perusahaan jasa yang terdaftar di BEI untuk periode laporan keuangan tahun 2009-2011. Adapun prosedur pemilihan sampelnya sebagai berikut :
1.  Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kategori perusahaan jasa,
2.  Perusahaan terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan laporan keuangan tahunannya secara rutin tahun 2009-2011,
3.  Perusahan jasa yang meliputi sub sector restoran, hotel ,pariwisata, advertising ,printing & media, jasa computer dan perangkatnya, komunikasi. Diambil 30 perusahaan jasa.
Penelitian ini menggunakan sumber data yang berupa data sekunder yakni laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan (diaudit), harga saham penutupan perusahaan, total saham yang tercatat di BEI dan tahun perusahaan tercatat di BEI.
1.      Variabel dependen / variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
2.      Variabel independen / variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.    Debt to Equity Ratio (DER)  sebagai X1
b.    Current Asset Ratio (CAR) sebagai X2
c.    Return On Asset (ROA) sebagai X3
d.    Return On Equity (ROE) sebagi X4
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya (Margono : 2002 : 67-68). Dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis yaitu
Ha1 :  terdapat pengaruh signifikan antara Debt to Equity Ratio dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
Ha2 : terdapat pengaruh signifikan antara Current Asset Ratio dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
Ha3 ; terdapat pengaruh signifikan antara Return On Asset dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
Ha4 : terdapat pengaruh signifikan antara Return On Equity dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
1.      Hasil Penelitian Hipotesis Pertama
Menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara leverage dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, hal ini dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar  -1,780 hal ini berarti bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa leverage mempunyai hubungan negative dengan kelengkapan laporan keuangan namun tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan laporan keuangan, yang ditunjukan dengan nilai p 0,724 dengan tingkat signifikasi delta= 5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai leverage perusahaan yang termuat dalam laporan tahunan idak memberikan makna bagi investor. Hal ini berkaitan dengan dugaan bahwa para investor tidak banyak menaruh perhatian pada informasi dalam laporan tahunan. Dugaan yang lebih kuat terhadap tidak berpengaruhnya leverage terhadap kelengkapan pengungkapan adalah karena adanya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis moneter.
2.      Hasil Penelitian Hipotesis Kedua
Menyatakan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi sebesar  5,725 dan nilai p 0,033. Hal ini berarti bahwa likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, yaitu semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan tidak semakin tinggi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
3.      Hasil Penelitian Hipotesis Ketiga
Menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan, hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi 0 dan nilai p 0,833. Hal ini menunjukkan bahwa profittabilitas berhubungan positif dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan namun tidak signifikan, yang berarti bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Pengaruh tidak signifikan dari profitabilitas terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, diduga karena manajemen merasa tidak perlu memberikan pengungkapan tentang keberhasilannya kepada publik, karena hal tersebut tidak mempunyai pengaruh kepada posisinya dan kompensasi yang diperolehnya. Hal ini dapat terjadi karena penentuan posisi dan kompensasi manajemen pada perusahaan publik di Indonesia lebih banyak ditentukan oleh pemegang saham mayoritas yang pada umumnya adalah pendiri perusahaan. Hal lain yang menyebabkan profitabilitas dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang informasinya berasal dari laporan keuangan perusahaan, sama dengan informasi lain yang berasal dari laporan tahunan, informasi informasi tersebut diduga kurang mendapat perhatian dari investor sehingga informasi tersebut tidak berpengaruh terhadap kelengkapan laporan keuangan.
4.      Hasil Penelitian Hipotesis Keempat
Menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan, hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi -8,512 dan nilai p 0,751. Hasil tersebut mnunjukkan bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini diduga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil sebagai dampak dari krisis moneter, sehingga nilai return on equity yang cenderung naik turun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subiyantoro (1996).

KESIMPULAN & SARAN
           Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, current asset ratio, return on asset dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 perusahaan selama tahun 2009-201. Teknik analisisis penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan di bab 4 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Berdasarkan analisis regesi berganda dapat diketahui bahwa variabel bebas yaitu Debt to Equity, Current Asset Ratio, Retun on Asset dan Return on Equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan yaitu sebesar 5,7% sedangkan 94,3% dipengaruhi oleh factor-faktor lain diluar model.
2.       Berdasarkan analisis regresi linier berganda diatas dapat diketahui bahwa empat variabel independent Debt to Equity, Current Asset Ratio, Retun on Asset dan Return on Equity mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan jasa .
Berdasarkan analisis regresi juga dapat diketahui bahwa empat variabel independent Debt to Equity, Current Asset Ratio, Retun on Asset dan Return on Equity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan jasa.

SARAN :

1.      Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel independen yang sesuai dan signifikan dengan luas pengungkapan pada perusahaan di Indonesia terutama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.      Untuk memperoleh penelitian yang lebih baik sebaiknya penelitian berikutnya memperluas sampel penelitian dan pengujian pengamatan yang lebih lama sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.
3.      Agar hasil penelitian bisa mendukung kesimpulan yang lebih akurat maka sampel yang digunakan hendaknya menggunakan periode lebih dari tiga tahun, misalnya lima tahun terakhir.
4.   Penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel lain yang berperan dalam mempengaruhi kelengkapan pengungkapan seperti penerbitan sekuritas, kelompok industri.



DAFTAR PUSTAKA

Permana, Lucky, 2007. Study Komparatif Tentang Kelengkapan Pengungkapan Wajib Laporan Keuangan KOPERASI yang Terdaftar di DINKOP dan UKM Kabupaten Semarang Antara tahun 2004 dengan 2005. Skripsi. Jurusan Akuntansi Universitas Negri Semarang.
Sisca, Luck, 2011. Pengujian Hipotesis: Regresi Linier Berganda, Uji T, Uji F dan Uji R Square (Penjelasan Lengkap) (http://carapandangku.blogspot.com/2011/07/pengujian-hipotesis-regresi-linier.html diakses pada 26 juli 2012 pukul 11.15 WIB)
Sisca, Luck, 2011. Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS (Panduan Lengkap dan Cara Bacanya) (http://carapandangku.blogspot.com/2011/07/uji-asumsi-klasik-dengan-spss-panduan_04.html diakses pada 26 juli 2012 pukul 13.00)
http://www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/ReportDocument/tabid/91/language/id-ID/Default.aspx  diakses 28 juni 2012 pukul 11.34